FB Cerita. Ahok Itu Milik Indonesia ; Bukti Bhinneka Tunggal Ika Berguna. Ini tulisan bagus sekali dalam memahami secara praktis Bhinneka Tungga Ika.
Sewaktu saya kuliah saya memiliki sahabat baik sampai sekarang, namanya Octavianus nama panggilannya Acing.
Wajah tampan, mata sipit, dengan kacamata minus mungkin terlalu banyak membaca waktu itu.
Suatu hari dia bertanya apakah saya menganggap dia orang Cina?
Saya kemudian meminta KTP nya dan melihat identitas aslinya, Kelahiran Pontianak.
Kemudian saya mengatakan. Kamu Indonesia Tulen saudaraku. Kamu dibawah hukum NKRI.
(saya tidak menyebutkan bagaimana sindiran-sindiran orang lain, entah tidak tahu, entah iri karena sahabat saya ini wajahnya elok dan yang pasti sangat cerdas).
Dia mengajarkan banyak tehnik manajerial yang tidak terdapat dalam buku-buku ekonomi, tehnik-tehnik sederhana mengelola dana, tips dan cara keluarga mereka, dari keluarga biasa hingga memiliki toko kelontongan yang maju, saya bagi satu tehnik pengelolaan keuangan keluarga mereka : “50% dari semua penghasilan bersih pekerjaan mereka, HARUS DITABUNG, dan sisanya 50% boleh dikonsumsi - baik makan minum maupun membeli barang-barang bukan primer lainnya”
Singkat kata disuatu waktu yang tidak disangka saya bertemu kembali beberapa tahun kemudian dengan rekan saya ini, kami berpisah dia tidak melanjutkan kuliahnya karena bisnis orang tuanya memerlukan perannya, dengan kemasan lain, sebuah sedan BMW keluaran terbaru pada tahun itu, saya langsung bertanya, aturan 50% itu masih berlaku dengan mobil ini? dia menjawab : “ya ini bagian yang boleh saya keluarkan tanpa mengganggu usaha” timpalnya. Satu yang paling menarik dari rekan saya ini adalah penjelasan detail bagaimana melakukan konversi gaji bulanan pekerja biasa menjadi Investor kecil pasar modal ; Rupiah Cost Average, bagaimana pengaruh deviden bila dibelanjakan atau di reinvestasi adalah angka yang berbeda.
Octavianus adalah orang Indonesia asli kelahiran Pontianak.
Tentang Ahok
Tentang Ahok. Banyak orang membicarakan Ahok, karena ini keajaiban karena nama panggilannya Ahok, luar biasa, suatu sejarah Indonesia demokrasi di Indonesia sudah semakin dewasa. Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok lahir di Belitung Timur, 29 Juni 1966, seperti ungkapan saya dengan rekan saya Octavianus diatas, Ahok milik Indonesia, ini suatu alasan kuat para pemilih Ahok sebagai Wakil Gubernur pendamping Jokowi. Suatu alasan kuat mengapa Pak Prabowo memastikan beliau ini adalah kader milik Indonesia dengan mengungkapkan hal ini kepada publik. Tanah air Ahok adalah Indonesia dan dia milik Indonesia. Ini terjadi di Amerika, Obama adalah Kelahiran Honolulu, Hawaii, 14 Agustus 1961. Dia milik Amerika, bukan Afrika atau Indonesia. Mereka melihat kelebihan Obama bukan melihat kulitnya hitam.
Pak Basuki Tjahaja Purnama adalah orang Indonesia asli kelahiran Belitung Timur, Indonesia.
Bukti Bhinneka Tunggal Ika Berguna
Dari berbagai sumber yang dapat dihimpun seperti ini ; (Wikipedia) Bhinneka Tunggal Ika adalah moto atau semboyan Indonesia. Frasa ini berasal dari bahasa Jawa Kuna dan seringkali diterjemahkan dengan kalimat “Berbeda-beda tetapi tetap satu”.
Diterjemahkan per patah kata, kata bhinneka berarti “beraneka ragam” atau berbeda-beda. Kata neka dalam bahasa Sanskerta berarti “macam” dan menjadi pembentuk kata “aneka” dalam Bahasa Indonesia. Kata tunggal berarti “satu”. Kata ika berarti “itu”. Secara harfiah Bhinneka Tunggal Ika diterjemahkan “Beraneka Satu Itu”, yang bermakna meskipun berbeda-beda tetapi pada hakikatnya bangsa Indonesia tetap adalah satu kesatuan. Semboyan ini digunakan untuk menggambarkan persatuan dan kesatuan Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri atas beraneka ragam budaya, bahasa daerah, ras, suku bangsa, agama dan kepercayaan.
Ungkapan Bhinneka Tunggal Ika tercantum dalam buku Sutasoma karangan Mpu Tantular pada jaman Majapahit. Patih Gajah Mada juga menyebutkan istilah ini dalam usahanya mempersatukan Nusantara. Pada permulaan kemerdekaan bangsa Indonesia semboyan tersebut pun selalu digunakan untuk mendorong lahirnya semangat persatuan bangsa. Semboyan tersebut memberi pesan agar keanekaragaman Indonesia senantiasa dipelihara dan dipandang sebagai aset nasional.
Keanekaragaman bangsa Indonesia diakibatkan antara lain oleh keadaan geografis dan latar belakang etnis
Siapa Pribumi itu kalau sejarah mengatakan seperti ini ?
Nenek moyang kita telah mendiami kepulauan Nusantara sejak dahulu kala. Akan tetapi, walaupun hidup terpencar di pulau-pulau yang berbeda, nenek moyang kita bukan berasal dari ras yang berbeda, karena pada dasarnya asal mula bangsa Indonesia diperkirakan dari daerah yang sama. Nenek moyang bangsa Indonesia datang dari pangkal anak benua Hindia belakang, yang berbatasan dengan negeri Cina. Diwilayah ini terdapat dua pusat persebaran bangsa-bangsa, yaitu di Yunan dan di Dongson. Baik penghuni Yunan maupun Dongson berasal dari Dataran Tinggi Tibet. Kedua jenis bangsa pendatang ini termasuk ras Austronesia, yang memiliki ciri-ciri fisik berkulit sawo matang, berambut lurus dan berbadan ramping.
Kedatangan bangsa Yunan lebih awal dibandingkan dengan bangsa Dongson. Bangsa Yunan disebut bangsa Proto Melayu (Melayu Tua). Keturunannya adalah suku bangsa Batak, Dayak, Nias, Kubu dan Toraja. Bangsa Dongson disebut bangsa Deutero Melayu (Melayu Muda). Keturunannya bangsa Jawa, Sunda, Madura, Minangkabau dan Bugis.
Apa yang dikemukakan diatas adalah awal dari keanekaragaman suku-suku bangsa di Indonesia, yang di dalam perkembanganya setiap suku bangsa mempunyai kebudayaan sendiri-sendiri. Kebudayaan ini diwujudkan dalam sistem kesenian (seperti musik, suara, tari, pakaian adat dan bangunan rumah),ekonomi,kekerabatan,politik dan religi. (terpelajar.pun.bz/)
Bacalah sejarah dan tegakkan Bhinneka Tunggal Ika agar NKRI ini bisa melewati negara yang lain.
Diyakini ini dasar dari Pak Prabowo tetap memastikan Kader Indonesia ini tetap dapat melaksanakan tugasnya secara merdeka demi kemajuan NKRI dimana indikatornya adalah DKI Jakarta. Secara logika (awam politik) langkah ini sangat bijaksana, pemimpin yang turun dan menjadi teladan bagi kadernya.
Mempergunakan Hasil Survei Lembaga Survei.
Lembaga Survei memberikan hasil yang mengagumkan mengenai kepemimpinan di Indonesia, terutama tentang hasil pasangan Gubernur DKI, berkali-kali beberapa banyak pihak meng-klaim paling tepat jadi Presiden namun itu tidak penting, karena Jokowi belum menyelesaikan pembangunan di Jakarta yang banyak sekali PR-nya, Jauh lebih baik kedua pemimpin ini seperti Ahok dan Jokowi mulai secara teratur dapat membagikan ilmunya kepada calon pemimpin masa depan seperti menjadi dosen tamu di kampus atau ada media center yang khusus membahas tentang pembangunan dan pemerintahan yang bersih, itu jauh lebih baik dibandingkan “memaksa” mereka separuh-separuh menyelesaikan pembangunan dalam masa pemerintahannya.
Karena Pak Basuki Tjahaja Purnama adalah milik Indonesia jauh lebih baik Pak Basuki tetap menegakkan kepala dan maju demi kemajuan bangsa dan negara, selain menjalankan pemerintahan bersama Pak Jokowi juga berbagi ilmu tentang “Pembangunan dan Pemerintahan yang Bersih” kepada pemimpin-pemimpin muda dimasa depan dan sebisanya di seluruh Indonesia baik melalui Kuliah Umum di kampus maupun melalui media internet, dengan demikian dimasa yang akan datang akan hadir ratusan atau ribuan pemimpin negara, ini Investasi bagi anak-anak muda, calon pemimpin bangsa Indonesia dimasa yang akan datang, dibanding saling menjatuhkan dan bangsa lain yang senang melihat Indonesia terus gerah dengan masalah yang diciptakan orang-orang yang didalamnya sendiri.
Negara ini harus menentukan Prioritas, DKI Jakarta harus menentukan prioritas, mana yang “genting” mana yang “penting” ; yang genting harus menjadi prioritas. Prioritaslah yang dapat membedakan masa lalu dan masa depan.
Pak Ahok milik Indonesia
Pak Prabowo milik Indonesia
Pak Jokowi milik Indonesia
Berikan ruang kepada mereka untuk bernafas, mereka pemimpin besar, bukan artis. Konstitusi telah menunjuk mereka memimpin, lihat pekerjaan mereka, berikan koreksi yang membuat mereka percaya diri bukan tersungkur dan rakyat harus saling menopang untuk mencapai masyarakat adil dan makmur dimana mereka nahkodanya.
Don’t judge a book by a cover. Berdoalah untuk mereka dan Indonesia
Salam dan Doa untuk kesuksesan Pemimpin, Bangsa, Negara dan Rakyat Indonesia
=Rimawan=
No comments:
Post a Comment